Ikan Betok pada umumnya ditemukan di sungai kecil, parit-parit, sawah, rawa-rawa dan juga pada kolam-kolam yang saluran airnya terbuka. Ikan ini memangsa hewan-hewan air yang berukuran kecil dan aneka serangga. Ikan Betok jarang dipelihara, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar yang mengganggu.
Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan pada umumnya, ikan betok bernapas dalam air menggunakan insang. Akan tetapi seperti ikan lele dan ikan gabus, ikan betok juga mempunyai kemampuan untuk mengambil oksigen secara langsung dari udara. Karena, ikan ini memiliki organ labirin (labyrinth organ) yang berada dikepalanya, yang memungkinkan hal itu dapat dilakukan.
Alat bantu pernafasan ini sangat berguna apabila ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih memiliki air. Ikan Betok mampu berjalan dan merayap naik didaratan karena menggunakan tutup insangnya yang dapat dimekarkan, dan insangnya juga berguna sebagai ‘kaki depan’. Namun, ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan ketika berada di daratan, dan harus mendapatkan air dalam waktu beberapa jam atau ia akan mati. Ikan ini menyebar luas, mulai dari Asia Tenggara, India dan Tiongkok.
Cara memperoleh ikan ini pada kebanyakan daerah dengan cara dipancing yang diberi umpan berupa cacing, akan tetapi ada juga menggunakan jangkrik, cilung (ulat bambu) sebgai umpannya. Di Banjarmasin dan Kalimantan Tengah, penduduk setempat mempunya cara tersendiri, yaitu dengan cara mencampur telur semut (kroto) dengan getah karet yang dimasak dengan cara dikukus. Selain untuk ikan betok, umpan ini juga dapat sebagai umpan ikan seluang
0 comments:
Post a Comment